News Breaking
Live
wb_sunny

Mengejar Bayang-bayang Juara Umum

Mengejar Bayang-bayang Juara Umum


Aksi mengejar tambahan emas bukan saja dilakukan Jatim. DKI Jakarta ikut mendulang emas dari renang lewat final nomor 200 meter dada putra dan 4x200 meter gaya bebas putra, Minggu (10/10/2021). Sayangnya Jatim dan DKI belum mampu mengejar perolehan medali Jawa Barat dalam klasemen sementara.

Cabang akuatik pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua menjadi ladang panen medali emas bagi sejumlah kontingen. Aroma persaingan semakin kental tercium. Tiga provinsi Pulau Jawa yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur saling beradu keunggulan. Bersama atletik, cabang akuatik yang melombakan disiplin renang, renang indah, loncat indah, polo air, dan renang perairan terbuka menyediakan total 105 emas.

Pada gelaran hari kedua akuatik untuk disiplin renang, Minggu (10/10/2021), Jatim meraup empat emas sekaligus menggenapkan koleksi menjadi enam keping hasil perburuan sejak hari pertama, Sabtu. Perenang senior nasional Glenn Victor Sutanto melengkapi dominasi Jatim di hari kedua. Ia menjadi yang terdepan dari final nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra dengan mencetak waktu tercepat 54,22 detik.

Ini merupakan kemajuan bagi perenang asal Bandung tersebut lantaran pada PON 2016 yang digelar di tanah kelahirannya, ia hanya mampu mengemas sekeping perak. Saat itu emas direbut perenang tuan rumah Triadi Fauzy. Di kolam Arena Akuatik Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, kondisi tadi kemudian berubah 180 derajat.

Kali ini Glenn, perenang kelahiran 7 November 1989, sukses mengalahkan Triadi yang merupakan rekannya di pemusatan latihan nasional (pelatnas) renang Senayan. Triadi hanya mampu merebut perunggu dari kolam renang Kampung Harapan yang telah tersertifikasi Federasi Renang Internasional (FINA) tersebut.

Glenn mengaku belum puas dengan hasil di Kampung Harapan terlebih untuk catatan waktu yang ia cetak masih lebih buruk dibandingkan saat tampil di PON 2016 yaitu 53,96 detik. "Catatan waktu di PON Papua masih di bawah personal best time saya," kata Glenn usai lomba.

Prestasi juga dicapai perenang putri Ressa Kania Dewi yang tampil di final nomor 200 meter gaya dada. Sekeping emas berhasil disetor untuk menambah pundi-pudi kontingen Jatim sekaligus memperbaiki prestasi yang ia buat pada PON 2016. Dalam PON lima tahun lalu itu, ia finish di peringkat ketiga untuk merebut perunggu bagi Jatim.

Kini di kolam renang Kampung Harapan, Ressa mencetak waktu terbaiknya 2 menit 33,97 detik sekaligus memperbaiki rekor lawas PON berusia 25 yang dibuat perenang DKI Jakarta Rita Mariani saat PON 1996. Kendati demikian torehan waktu Ressa itu hanya berselisih tipis dengan rekor nasional atas nama Vannesae Evato yang dibuat pada ajang Singapore National Age Group, Maret 2018. Rekornas atas nama Vanessae adalah 2 menit 33,34 detik.

Jatim juga mengemas dua emas, masing-masing dari disiplin loncat indah dan cabang gulat gaya bebas 76 kilogram putri. Torehan itu mengantarkan Jatim untuk sementara berada mengoleksi 74 emas, 63 perak, dan 56 perunggu. Juara dua kali PON itu berada di urutan kedua klasemen sementara medali.

Aksi mengejar tambahan emas bukan saja dilakukan Jatim. DKI Jakarta ikut mendulang emas dari renang lewat final nomor 200 meter dada putra dan 4x200 meter gaya bebas putra, Minggu (10/10/2021). "Saya tak menyangka bisa menang di 200 meter dada putra karena target saya juara nomor 50 meter dan 100 meter gaya dada," kata juara 200 meter dada putra, Gagarin.

DKI juga menambah emas dari papan loncat nomor menara 10 meter putra. Hasil itu menjadikan DKI, juara 11 kali PON, mendulang total 200 medali yakni 71 emas, 58 perak, dan 71 perunggu serta berada di urutan ketiga klasemen sementara perolehan medali.

Sayangnya Jatim dan DKI belum mampu mengejar perolehan medali Jawa Barat dalam klasemen sementara. Juara PON 2016 itu sedang menatap bayang-bayang kemenangan untuk kedua kali secara beruntun. Terlebih lagi perhelatan PON ke-20 di tanah Papua tinggal menyisakan lima hari lomba. Modal kuat telah digenggam Bumi Pasundan dengan meraup total 224 medali (83 emas, 68 perak, 73 perunggu) termasuk dua emas dari atletik dan dayung.

Pada lomba Minggu, Jabar hanya sanggup merebut sekeping emas dari nomor perahu tradisional 500 meter putra. Padahal, saat laga Sabtu (9/10/2021), Jabar menyapu dua nomor yang dilombakan, 1.000 meter 12 orang putra dan putri. Jabar adalah juara umum dayung disiplin kayak (canoeing) dan rowing dengan raihan total 14 emas pada lomba beberapa hari sebelumnya yang digelar di Teluk Youtefa, Kota Jayapura.

Sementara itu, tuan rumah lagi-lagi terseok dalam persaingan merebut emas di hari Minggu. Mereka hanya sanggup menyetor sekeping emas yang didapat dari final dayung perahu tradisional 500 meter putri. Hasil tersebut belum mampu mengangkat posisi Papua di klasemen perolehan medali sementara. Berbekal 60 emas, 33 perak, dan 61 perunggu, Papua masih berada di urutan keempat.

Kondisi serupa juga terjadi pada kontingen Jawa Tengah. Mereka bahkan nihil emas pada pertandingan Minggu (10/10/2021) sehingga menyebabkan Jateng tetap memiliki 18 emas. Pergerakan hanya terjadi pada perak menjadi total 32 keping dan perunggu 37 keping. Jateng tetap berada di urutan kelima. Bali, Riau, dan Kalimantan Timur bersiap mencaplok posisi Jateng dari urutan lima besar.

Bali panen emas dari judo dan kriket setelah keluar sebagai juara umum, masing-masing dengan perolehan tiga emas dan enam emas. Demikian pula dengan Riau yang keluar sebagai juara umum anggar dengan koleksi lima emas. Anggar, judo, dan kriket menjadi bagian dari 27 cabang dan disiplin yang telah menyelesaikan seluruh pertandingan mereka hingga Minggu (10/10/2021). Artinya ada 425 nomor atau sekitar 62 persen perlombaan telah selesai digelar dari total 681 nomor.

Senin (11/10/2021) ini menjadi hari terakhir cabang bola voli disiplin voli pasir, sofbol putri, dan bola tangan menggelar perlombaan. Selain itu disiplin selam laut, angkat berat, dan karate akan memulai lomba mereka Senin. Hingga Senin (11/10/2021) pukul 09.00 WIT, secara keseluruhan Panitia Besar PON Papua telah mendistribusikan 1.369 medali terdiri dari 430 emas, 421 perak, dan 518 perunggu kepada 34 provinsi.

Masih terdapat enam provinsi belum merebut emas yakni Papua Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Maluku Utara, dan Sulawesi Barat. Tuan rumah bersama PON 2024 mendatang, Sumatra Utara dan Aceh untuk saat ini berada di luar sepuluh besar klasemen perolehan medali. Sumut dengan mengantongi enam emas, 15 perak, dan 11 perunggu berada di urutan ke-13. Sementara Aceh di peringkat 16, bertahan dengan koleksi enam emas, empat perak, dan empat perunggu.

PB PON menyiapkan total 681 emas, 681 perak, dan 681 perunggu untuk diperebutkan oleh 7.039 atlet yang bertanding pada 37 cabang, 56 disiplin pertandingan, dan 681 nomor lomba. Ada 44 venue disiapkan di empat klaster penyelenggaraan PON Papua yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Mereka akan beradu cepat, adu kuat, dan adu strategi untuk merebut setiap keping medali PON Papua yang akan ditutup secara resmi pada 15 Oktober 2021 nanti di Stadion Lukas Enembe.

Sejauh ini seluruh pertandingan dilaksanakan dengan protokol kesehatan sangat ketat, baik bagi atlet, ofisial, maupun penonton. Seluruh lomba dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat dan mereka harus mengikuti kebijakan menempati hanya 25 persen dari kapasitas total tiap venue.

Agar dapat memasuki arena lomba, setiap penonton wajib menunjukkan kartu vaksin telah disuntik dosis pertama dan kedua. Kemudian harus memakai masker selama menonton lomba serta menjaga jarak. Torang Bisa! (Indonesia.go.id)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar