Fia, Perempuan Bercadar Asal Banten di MTQ Nasional Sumbar
Padang - "Fia sudah sehat ?" "Alhamdulillaah, terdengar jawaban lirih yang terkesan malu-malu dari balik cadar panjangnya yang berwarna hitam, saat dijumpai diruang tunggu peserta wanita, Aula DT. Nagari Basa, Komplek UIN Imam Bonjol, Padang.
Fia Alfiatu Azmah, begitu nama lengkap gadis bercadar peserta lomba Tafsir Bahasa Arab, MTQ Nasional ke-28 asal Banten, ini.
Dua hari sebelumnya, hafidzhah kelahiran 22 tahun silam ini memang tidak enak badan akibat kelelahan dalam perjalanan. Sehingga jadwal lomba yang seharusnya Senin (16/11) diundur jadi hari ini, Rabu (18/11).
"Memang Fia hari minggu itu kelelahan tapi setelah diperiksa dokter, hanya perlu istirahat saja," kata pembina khafilah Provinsi Banten Cabang Tafsir, Dede Permana.
Selain kelelahan, diakui Fia, ada kekhawatiran dilarangnya peserta bercadar untuk tampil, seperti yang terjadi di MTQ Sumatera Utara belum lama ini.
"Iya ada tekanan, khawatir kalau kalau tidak boleh tampil, makanya minta izin dulu. Alhamdulillaah ternyata boleh, kalaupun seandainya tidak boleh, ya tidak apa-apa," ujar Fia, yang juga didampingi saudaranya Umar.
Ditambahkan Dede, bercadar memang sudah prinsip Fia dan pihaknya sebagai official menghargai itu.
“Makanya ketika kami dapat info dari ketua majelis bahwa semua peserta bercadar harus membuka cadarnya, kami melakukan konfirmasi ke ketua dewan hakim melalui surat resmi, dan Selasa (17/11) siang kami dapat jawaban dari koordinator dewan hakim bahwa yang bersangkutan boleh tampil dengan bercadar bahkan bila perlu diperiksa sebelum tampil," ungkap Dede.
Belum lama ini masyarakat dihebohkan dengan peserta MTQ yang menolak lepas cadar saat menjalani lomba tilawah Alquran. Peserta MTQ perempuan itu memilih mundur dari perlombaan.
Namun pada MTQ Nasional ke-28 di Sumbar tahun 2020 ini peserta bercadar dibolehkan.
Thomas Febria, Koordinator Venue Dt. Basa, UIN Imam Bonjol Padang, saat dihubungi mengatakan peserta bercadar dibolehkan tampil dengan syarat setelah melalui pemeriksaan oleh panitia perempuan.
"Memang betul ada peserta yang bercadar dicabang Tafsir Bahasa Arab, dan hal itu dibolehkan tapi harus diperiksa dulu oleh panitia. Kita memeriksa apakah ada penggunaan alat komunikasi atau tidak, itu saja," kata Thomas.
Dari informasi yang dihimpun, selain peserta Cabang Tafsir Bahasa Arab, terdapat satu peserta bercadar lainnya asal Maluku Utara pada Cabang Qiroaah yang dibolehkan untuk tampil. (InfoPublik)
Posting Komentar