Kolaborasi Lintas Sektor, Kunci Sukses Turunkan Angka Stunting di Kota Cilegon
SpiritNews.Media (Cilegon) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin, mengapresiasi keberhasilan Kota Cilegon dalam menurunkan angka stunting. Hal ini disampaikan Maman saat membuka kegiatan Pertemuan Evaluasi dan Diseminasi Hasil Surveilans Gizi 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai dinas pemerintah dan pemangku kepentingan terkait di Aula Dinas Kesehatan, Senin (23/9).
Dalam sambutannya, Maman mengungkapkan bahwa angka stunting di Kota Cilegon menunjukkan penurunan signifikan dari tahun ke tahun. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempertahankan tren positif ini dan terus berupaya menekan angka stunting di masa depan.
"Angka stunting di Kota Cilegon terus menurun, dan ini menjadi acuan bagi kita semua dalam merencanakan intervensi yang lebih efektif ke depan. Perencanaan, penganggaran, hingga sinkronisasi di lapangan harus dilakukan dengan lebih terintegrasi," ujar Maman.
Ia juga menjelaskan bahwa upaya penanganan stunting tidak cukup hanya melalui pemenuhan gizi. Faktor lingkungan yang sehat juga sangat penting. Misalnya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) harus memastikan distribusi air bersih berjalan lancar, sementara Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) menyediakan infrastruktur yang mendukung kesehatan masyarakat.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan seluruh dinas terkait dan kader di lapangan sangat diperlukan untuk memastikan intervensi yang efektif. Kesehatan anak-anak harus dijaga dan didukung dengan lingkungan yang sehat," tegas Maman.
Sebagai Sekda, Maman juga menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah dalam beberapa tahun ke depan adalah memperkuat upaya pencegahan stunting. Ia optimistis, dengan kerja sama yang solid dari semua pihak, hasil yang lebih baik dapat dicapai.
"Kami akan terus mengutamakan program yang dapat meningkatkan kesehatan anak-anak di Cilegon. Penurunan angka stunting saat ini harus menjadi motivasi bagi kami untuk bekerja lebih keras lagi," tutup Maman.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, drg. Ratih Purnamasari, turut memaparkan pencapaian terbaru terkait penurunan angka stunting. Menurutnya, angka stunting di Kota Cilegon berhasil menurun dari 850 kasus pada Juni 2024 menjadi 818 kasus pada Agustus 2024. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan program intervensi kesehatan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, angka stunting di Cilegon menurun. Ini adalah hasil dari tiga kali penimbangan yang kami lakukan sepanjang tahun ini," jelas drg. Ratih.
Namun, ia juga menekankan bahwa upaya pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan. Dinas Kesehatan hanya berkontribusi dalam 30% intervensi spesifik, sementara 70% intervensi lainnya melibatkan sektor lain, seperti peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan penyediaan air bersih.
"Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Lebih dari 60% masyarakat di Cilegon masih belum memahami apa itu stunting, dan banyak bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau kurang asupan protein hewani," pungkasnya.
Dengan kolaborasi kuat antara pemerintah, dinas terkait, dan masyarakat, Pemerintah Kota Cilegon optimistis dapat terus menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi sehat di masa depan.(red).
"Angka stunting di Kota Cilegon terus menurun, dan ini menjadi acuan bagi kita semua dalam merencanakan intervensi yang lebih efektif ke depan. Perencanaan, penganggaran, hingga sinkronisasi di lapangan harus dilakukan dengan lebih terintegrasi," ujar Maman.
Ia juga menjelaskan bahwa upaya penanganan stunting tidak cukup hanya melalui pemenuhan gizi. Faktor lingkungan yang sehat juga sangat penting. Misalnya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) harus memastikan distribusi air bersih berjalan lancar, sementara Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) menyediakan infrastruktur yang mendukung kesehatan masyarakat.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kolaborasi dengan seluruh dinas terkait dan kader di lapangan sangat diperlukan untuk memastikan intervensi yang efektif. Kesehatan anak-anak harus dijaga dan didukung dengan lingkungan yang sehat," tegas Maman.
Sebagai Sekda, Maman juga menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah dalam beberapa tahun ke depan adalah memperkuat upaya pencegahan stunting. Ia optimistis, dengan kerja sama yang solid dari semua pihak, hasil yang lebih baik dapat dicapai.
"Kami akan terus mengutamakan program yang dapat meningkatkan kesehatan anak-anak di Cilegon. Penurunan angka stunting saat ini harus menjadi motivasi bagi kami untuk bekerja lebih keras lagi," tutup Maman.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, drg. Ratih Purnamasari, turut memaparkan pencapaian terbaru terkait penurunan angka stunting. Menurutnya, angka stunting di Kota Cilegon berhasil menurun dari 850 kasus pada Juni 2024 menjadi 818 kasus pada Agustus 2024. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan program intervensi kesehatan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, angka stunting di Cilegon menurun. Ini adalah hasil dari tiga kali penimbangan yang kami lakukan sepanjang tahun ini," jelas drg. Ratih.
Namun, ia juga menekankan bahwa upaya pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan. Dinas Kesehatan hanya berkontribusi dalam 30% intervensi spesifik, sementara 70% intervensi lainnya melibatkan sektor lain, seperti peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan penyediaan air bersih.
"Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Lebih dari 60% masyarakat di Cilegon masih belum memahami apa itu stunting, dan banyak bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau kurang asupan protein hewani," pungkasnya.
Dengan kolaborasi kuat antara pemerintah, dinas terkait, dan masyarakat, Pemerintah Kota Cilegon optimistis dapat terus menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi sehat di masa depan.(red).
Posting Komentar