Kemenparekraf MoU dengan P3I Perkuat Ekosistem Industri Periklanan Tanah Air
SpiritNews, (Jakarta) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) sepakat bekerja sama dengan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) dalam upaya penguatan program pengembangan usaha industri periklanan di Indonesia.
Penandatanganan kerja sama dilakukan antara Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam, dengan Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Janoe Arijanto. Salah satu program yang akan dijalankan nantinya adalah "Inkubasi Adv Camp 4.0".
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat acara penandatangan MoU antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan P3I yang berlangsung di kegiatan "Weekly Brief With Sandi Uno" di Jakarta, Senin (13/3/2023), mengatakan, periklanan di media online kini menjadi fenomena bisnis modern seiring dengan tumbuh pesatnya e-commerce di era ekonomi digital.
"Penetrasi media sosial yang begitu tinggi juga memberikan peluang bagi produsen untuk mempromosikan produk dan jasa melalui media sosial. Media TV dan digital menjadi dua media penyumbang angka belanja iklan terbesar di Indonesia," kata Menparekraf Sandiaga.
Karena itu, kata Sandiaga, Kemenparekraf bersama P3I sepakat bekerja sama untuk penguatan program pengembangan usaha industri periklanan di Indonesia yang salah satunya akan diwujudkan lewat program "Inkubasi Adv Camp 4.0".
"Melalui program Inkubasi Adv Camp 4.0 diharapkan dapat menjembatani talent gap antara kondisi talenta saat ini dengan kebutuhan industri periklanan. Link and match antara kebutuhan dengan supply yang kita miliki," kata Sandiaga.
"Potensi ini kalau semakin banyak ekosistemnya dari talenta kita, akan semakin banyak manfaatnya bagi pembukaan peluang usaha dan lapangan kerja. Jangan sampai 'kue' yang bisa dinikmati para pelaku usaha dan talenta lokal dan lapangan kerja ini tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal," ujar Sandiaga.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Janoe Arijanto, mengatakan, program ini nantinya akan berlangsung selama lima bulan dengan menargetkan pelaku industri periklanan, serta peserta anak-anak muda yang telah lulus atau baru akan lulus kuliah berjumlah sekitar seribu orang.
"Nantinya peserta terpilih akan diikutkan dalam bootcamp dan yang terbaik akan difasilitasi untuk membuat (usaha) advertising baru bahkan dibuatkan badan usahanya," kata Janoe.
Ia berharap melalui program ini akan meningkatkan tumbuhnya perusahan periklanan lokal di daerah.
"'Kue' iklan di Indonesia itu besar, Rp273 triliun gross. Mereka (perusahaan iklan lokal) yang nantinya diharapkan dapat menggerakkan branding di lokal, sosial manajemen di lokal, sistem media manajemen, kemudian membantu UMKM-UMKM untuk mengkomunikasikan produknya bukan hanya secara offline tapi juga di sisi e-commerce," kata Janoe.
Deputi Bidang Produk Kreatif dan Ekonomi Digital Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam, menjelaskan, program ini akan dilaksanakan di daerah Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang) sebagai pilot project untuk nantinya dikembangkan ke berbagai daerah tanah air.
"Harapannya nanti memang akan tumbuh usaha-usaha baru terutama yang berbasis milenial. Saat ini terjadi pergeseran termasuk dari sisi konten juga dan medianya yang tidak lagi hanya bertumpu pada media yang konvensional tapi juga digital dan media sosial. Ini tentunya membutuhkan pengetahuan dan skill untuk bagaimana meningkatkan kemampuan dalam beriklan," kata Neil.
Sementara Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf/Baparekraf, Yuana Rochma Astuti, menambahkan, untuk tahap awal akan dilakukan pelatihan bagi para trainer (training of trainer) yang akan memberikan pelatihan, kemudian dilanjutkan oleh Curriculum Induction, Bootcamp, dan Simulasi Project.
Dalam
program ini Kemenparekraf/Baparekraf juga bekerja sama dengan sejumlah
universitas, yakni Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Gadjah Mada
(UGM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Pembangunan
Nasional (UPN) “Veteran”, Institut Seni Indonesia (ISI), Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (UAJY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Islam Indonesia
(UII), Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta (U/Red).
Posting Komentar