News Breaking
Live
wb_sunny

Muncul Gerakan Pengamalan Budaya Berjemur di Blora

Muncul Gerakan Pengamalan Budaya Berjemur di Blora


Blora - Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kabupaten Blora, Jawa Tengah muncul di masyarakat adanya aktivias baru, yaitu gerakan PBB.

Bukan gerakan Pelaksanaan Baris Berbaris karena untuk persiapan Agustusan, namun Gerakan Pengamalan Budaya Berjemur dalam rangka upaya peningkatan imunitas diri.

Hal itu diungkapkan mantan Sekda Blora Bambang Sulistya, yang juga Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI).

Menurutnya, kegiatan berjemur bisa dijumpai setiap pagi, orang duduk atau berdiri di depan rumah ,di teras rumah, di tempat tempat terbuka seperti di jalan baru menuju pasar Sido Makmur yang disamping jalan kanan kirinya merupakan hamparan persawaan tadah hujan.

Bahkan di lapangan Kridosono setiap pagi ada pandangan yang cukup menghibur. Karena ada sekelompok bapak, baik yang sudah purna tugas maupun yang masih aktif bekerja setelah mereka melakukan olahraga jalan santai atau jalan cepat mengintari lapangan.

"Mereka beristiraat sambil melepas baju menjemur diri dibawah sinar matahari,” kata Bambang Sulistya, di Blora, Selasa (13/7/2021).

Mereka, lanbjut Bambang, menamakan kelompoknya dengan akronim KMP (Komunitas Mblojet Perumnas) karena berjemur sambil membuka kaos (bahasa jawa mblojet) yang berasal dari Perumnas Karangjati Kecamatan Kota Blora.

“Saya juga menemukan para petani sedang bekerja mencangkul di sawah mblojet (tidak pakai kaos). Fenomena apa saat ini sebagian masyarakat melaksanakan gerakan Pengamalan Budaya Berjemur,” ungkapnya.

Berdasarkan testimoni, tambah Bambang, baik para petani, para purna tugas maupun para pegawai ASN/swata, menyampaikan ungkapan, pengaruh pemberitaan keganasan penyakit virus corona ternyata menimbulkan semangat baru untuk tetap sehat tanpa tergantung obat.

Sehingga mereka aktif berolahraga dan ingin memanfaatkan anugrah dari Allah berupa sinar matahari pagi hari karena ada beberapa manfaat yang mereka rasakan ketika mereka berjemur di antaranya merasa optimis kesehatan makin prima.

Semula ada yang punya gejala pusing, tenggorokan gatal, pilek, badan merasa mriang/kurang nyaman dan bahkan ada pengakuan petani sudah tak bisa merasakan rasa makanan, namun setelah berjemur di bawah matahari tidak pakai pakaian/kaos semua gejala itu hilang.

“Istimewanya mereka sekarang kalau makan merasa enak dan tidur bisa pulas berkualitas,” ucapnya.

Memang sejak dulu kita sering mendengar ketika masih di sekolah pada saat mata pelajaran olah raga/kesehatan jasmani.

Guru selalu mengatakan kalau mau sehat tolong setiap pagi berjemur di bawah sinar matahari. Karena dengan berjemur tubuh kita akan menghasilkan Vitamin D dan akan meningkatkan kekebalan tubuh.

Sebab, sinar matahari adalah sumber utama kehidupan energi di Planet Bumi dan vitamin D dikenal sebagai "vitamin sinar matahari" karena vitamin yang bisa dihasilkan oleh tubuh manusia secara alami saat terkena matahari.

Walaupun vitamin D juga dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari ikan salmon, sarden, telur, udang, susu, sereal, keju, melon dan jus jeruk.

Bambang Sulistya menyebut, menurut World Health Organitation(WHO) berjemur di bawah matahari dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah infeksi Covid-19 meskipun tak dapat langsung membunuh virus corona.

Waktu yang paling tepat untuk berjemur pada saat pagi hari berkisar pukul 8 s/d 10,durasi berjemur yang dianjurkan berkisar 15 -20 menit tiap hari.

“Ada beragam manfaat berjemur dibawah sinar matahari pagi bagi kesehatan manusia untuk berbagai tingkat usia mulai dari balita,dewasa dan manula atau kasta Keren (kelompok rentan),” kata dia.

Di antaranya nilai manfaat, meningkatkan vitamin D, kalsium dan fosfor di dalam tubuh manusia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki kualitas tidur, mengatasi penyakit kulit.

Serta, mencegah depresi, menekan resiko kanker, mengurangi gejala alzheimer, menurunkan tekanan darah, mengobati sakit jantung dan menurunkan kolestorol.

Tentunya selain aktif PBB juga perlu mendapat perhatian pola hidup yang tertib dan pola makanan bergizi seimbang secara mudah terapkan empat sehat lima sempurna dalam tataran sederhana makanlah sego (nasi) pecel, sego gudangan dan sego lotek.

Dalam mensikapi masa pandemi Covid-19 apalagi di masa PPKM Darurat, Bambang Sulistya mengajak, mari kita tinggalkan rasa resah,gelisah, was-was, panik dan takut terhadap penyakit virus Corona.

Tapi mari kita sikapi secara bijaksana dan penuh rasa syukur ternyata Allah masih menyediakan peluang sehat dengan memanfaatkan anugerah dari Allah berupa sinar matahari.

Mengamalkan PBB serta mematuhi protokol kesehatan dengan melaksanakan 5M secara ketat dan disiplin serta mematuhi anjuran pemerintah untuk mendukung Suksesnya PPKM.

Sebagai upaya memotivasi diri agar kita tetap semangat ada ungkapan, untuk memiliki mata yang indah, cukup lihatlah kebaikan orang lain, untuk memiliki bibir yang menawan, selalu berkata dengan kebaikan dan untuk sebuah ketenangan diri tetaplah berjalan dengan keyakinan bahwa kita tidak pernah sendiri dan selalu bersama di bawah lindungan Sang Maha Kuasa," tuturnya. (MC Kab. Blora/InfoPublik)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar