Raksasa otomotif asal Jepang ramai-ramai akan meningkatkan modalnya di Indonesia. Salah satunya Honda, yang berkomitmen untuk menambah investasi sampai dengan 2024 sebesar sekitar Rp5,2 triliun. Termasuk di dalamnya, pengembangan model-model baru untuk pasar Indonesia.

Selain menambah investasi, Honda juga berencana memindahkan pabrik ke Indonesia yang sebelumnya berada di India. Termasuk juga mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Honda pun telah melakukan ekspor otoparts atau komponen mobil dalam jumlah sangat besar. Aktivitas produksi otoparts atau komponen itu dilakukan di Indonesia. Komponen-komponen mobil tersebut diekspor ke Thailand, Malaysia, Vietnam, Pakistan, Saudi Arabia, dan sejumlah negara lainnya. Ada sembilan negara yang merupakan tujuan ekspor dari automotive parts yang diproduksi di Indonesia, termasuk di antaranya Jepang sendiri.

Sedangkan untuk produksi mobil CBU, ekspor baru dilakukan ke dua negara, yaitu Vietnam dan Filipina. Namun, pihak Honda sudah memberikan komitmen akan menambah negara-negara tujuan ekspor dengan memperkuat model baru yang akan dimulai 2022. 

Pihak Honda menjelaskan, ada sekitar 31 negara tujuan ekspor yang tersebar di Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Tak hanya Honda, pabrikan otomotif Suzuki juga telah menyatakan komitmennya hingga 2024.

Suzuki berencana menambah investasi sebesar Rp1,2 triliun, untuk pengembangan Ertiga dan XL7. Ertiga dan XL7 tersebut memiliki basis integrated starter generator (ISG). Modelnya hampir sama dengan mild hybrid yang dikembangkan untuk tujuan ekspor di pasar Asia dan juga Latin America.

Sementara itu, raksasa otomotif Toyota juga berkomitmen untuk berinvestasi sebesar USD2 miliar atau setara Rp28 triliun. “Komitmennya tidak berubah, mereka akan tetap memproduksi hybrid dengan komitmen investasi sebesar USD2 miliar sampai 2024,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang dalam konferensi pers virtual, Kamis (11/3/2021), usai menemui langsung para produsen di Negeri Sakura tersebut.

Menperin menuturkan, dari hasil pertemuan dengan Mitsubishi diketahui bahwa prinsipal otomotif asal Jepang tersebut berkomitmen menambah investasi sebesar Rp11,2 triliun pada akhir 2025. Itu dilakukan dengan proyeksi terjadi peningkatan kapasitas produksi, yakni dari 220 ribu unit menjadi 250 ribu unit. “Mereka juga akan mengembangkan dua model mobil electric vehicle (EV),” papar Menperin.

Selain itu, Mitsubishi juga berkomitmen untuk memberikan izin tambahan ekspor ke sembilan negara, dari semula 30 negara menjadi 39 negara. “Memang salah satu misi pemerintah Indonesia datang ke Jepang adalah untuk melobi prinsipal Jepang. Yakni agar mengizinkan mobilnya diberikan perluasan terhadap tujuan ekspor. Ini sudah mendapat komitmen dari Mitsubishi,” jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Menperin juga mendorong Mitsubishi melakukan ekspor mobil ke Australia, mengingat perjanjian kerja sama antara kedua negara (IA-CEPA) telah berjalan. Sedangkan raksasa otomotif Mazda juga dilirik untuk berinvestasi di Indonesia. "Kita meyakinkan Mazda bahwa market Indonesia itu sangat besar. Bahwa rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih terlalu kecil, artinya potensi untuk investor masuk masih sangat baik," kata Agus Gumiwang.

Perlu diketahui, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Saat ini, terdapat 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia. Sektor ini telah menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang.

Selain itu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengemukakan, potensi industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga di tanah air. Saat ini, ada 26 perusahaan dengan total nilai investasi yang digelontorkan sebesar Rp10,05 triliun dan kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit per tahun. Adapun penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan-perusahaan itu sebanyak 32 ribu orang.

“Bahkan, dari sektor otomotif ini memberikan dampak luas kepada lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” ungkapnya.

Produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia. Pada periode 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) sebanyak 232,17 ribu unit atau senilai Rp41,73 triliun. Sedangkan, pengapalan untuk kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53,03 ribu set atau senilai Rp1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp17,52 triliun.

Indonesia bahkan akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau EV. (Indonesia.go.id)